Sambut Baik Tim Ekskavasi Kerangka Prajurit Jepang Di Papua Barat, Pj. Gubernur Ali Baham : Kami Juga Korban PD2 Butuh Perhatian
MANOKWARI-Pemerintah Provinsi Papua Barat, hari ini, selasa, ( 27/02/2024 ) kedatangan tamu dari Jepang, dalam hal ini ( organisasi JARRWC ) Asosiasi pengumpulan jenazah atau kerangka prajurit-prajuri Jepang pada PD2 ( Perang Dunia ke 2 ).
Sejumlah tamu asal negeri Sakura itu, disambut secara langsung dengan Pj. Gubernur Papua Barat, Drs. Ali Baham Temongmere, MTP, dan melakukan audiens seputar kegiatan ekskavasi pengumpulan dan repatriasi kerangka tentara Jepang yang menjadi korban pada PD2.
Tim yang berjumlah tujuh orang anggota, teridiri dari Ketua rombongan, Fumihiko Matsumoto, yang berasal dari (organisasi JARRWC ) dan beberapa anggota, perwakilan Kementerian Kesehatan, Kesejahteraan dan Tenaga Kerja Jepang, Ken Miyashita serta tim museum sejarah.
Pj. Gubernur Ali Baham, kemudian menyambut baik tim eksvasi itu dan mengatakan, bahwa pemerintah provinsi Papua Barat siap membantu tim ini.
Dengan rasa belasungkawa, Pj. Gubernur juga prihatin atas orang Papua yang boleh dikatakan menjadi korban dalam peperangan yang terjadi delapan puluhan tahun silam.
“Kami turut prihatin, turut berduka atas korban yang begitu banyak. Karena sebenarnya keluarga kami juga, orang Papua ini ada korban ketika Jepang dan Amerika berselisih. Tetapi bersyukur oleh Jepang hari ini, saudara-saudara diberikan tugas untuk mencari korban-korban itu, sedangkan kami disini belum,”jelas Pj. Gubernur Ali Baham.
Upaya untuk menemukan kerangka para korban, sebut Pj. Gubernur Ali Baham, selain dengan harapan menyembuhkan keluarga yang berduka di Jepang, tetapi juga diperlukan adanya perhatian kepada pemerintah dan masyarakat di wilayah dimana kerangka korban para prajurit ditemukan.
“Ketika kami membantu dan menemukan kerangka dari korban, kami akan turut sedih. Bagaimana dengan kami?. Kami Titip ini kepada pemerintah Jepang, dan juga kepada Kementerian RI, untuk melihat ketika hari ini mengantar Jepang ke sini, tetapi kami yang juga adalah korban,”ungkap Pj. Gubernur.
“Kami mendukung sepenuhnya, kami hormat sepenuhnya, karena kemanusian dan perdamaian itu jauh lebih tinggi dari semuanya. Sekarang sudah tidak ada lagi kebencian, kita semua sudah satu karena kemanusian,”tandas Pj. Gubernur Ali Baham.
Sebelumnya, Melalui penerjamah, Helmi, ketua organisasi, Fumihiko Matsumoto, menyampaikan maksud dan tujuan mereka, kemudian meminta dukungan pemprov atas tujuan pengumpulan kerangka para prajurit tersebut.
“Maksud kedatangan kami adalah secepat mungkin dapat mengumpulkan kerangka dari prajurit yang gugur dalam perang dunia ke 2 dan dapat mengirimkan kepada keluarga. Menurut kami misi ini merupakan misi kemanusiaan dan misi yang sakral,”jelas Helmi, melanjutkan keterangan Matsumoto.
“Kami masih kurang informasi tentang Prajurit kita yang gugur disini. Penduduk Papua sendiri mungkin sudah pada tua atau bahkan sudah meninggal, tapi kami berharap generasi muda yang ada disini untuk membantu kami menemukan kerangka prajurit-prajurit kami,”tambahnya.
Sementara itu, perwakilan Kementerian Kesehatan, Kesejahteraan dan Tenaga Kerja Jepang, Ken Miyashita, menjelaskan secara gamblang, tentang misi dari pemerintah Jepang, atas pengumpulan kerangka prajurit korban perang dunia ke 2. Dimana hal itu merupakan tindak lanjut dari parlemen di negaranya, atas aspirasi rakyat.
“Misi yang sedang dijalankan adalah mengumpulkan kerangka berdasarkan data yang terhimpun yaitu 10 ribu hingga 12 ribu prajurit Jepang yang gugur dalam perang dunia ke dua. Hingga saat ini terdapat 1.300 jenazah yang telah berhasil diidentifikasi melalui DNA dan dikembalikan kepada keluarga,”jelas Helmi, yang menerjemahkan Keterangan Ken.
Dalam tim ini, turut diikuti keluarga korban perang dunia ke dua, yakni dua kakak beradik, yang hendak mencari ayah mereka diperkirakan kerangkanya berada di sekitar kampung Yakati, distrik Wamesa kabupaten Teluk Bintuni.
“Nama saya, Kinagawa Ritsu, saya adalah anak dari salah satu korban perang dunia ke dua. Ayah saya bernama Sogabe Moriaki, beliau meninggal di Yakati. Saya sendiri belum bertemu dengan orang tua saya hingga usia saya sekarang 80 tahun, tapi yang saya tau beliau dikubur di sini,”terang Ritsu melalui Helmi ( Penerjemah ).
“Nama Saya Hiroyuki Sogabe, Saya adalah adik kandung dari Kinaga Ritsu, jadi ayah kami bukanlah seorang prajurit, tapi beliau adalah seorang teknisi yang dikirim ke sini untuk membangun Bandara,”Jelas Helmi.
Menetapkan tiga titik lokasi pengumpulan kerangka prajurit, yakni dua titik lokasi berada di kota Manokwari dan satu titik di kabupaten Teluk Bintuni.
Tidak datang sendirian di Papua Barat, tim ini juga ditemani pihak perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, serta perwakilan Kedubes Jepang untuk Indonesia.
Penulis : Simon Patiran