Enam Pj. Gubernur Se-Tanah Papua Hadiri HUT PI Ke 70 Tahun Di Lembah Baliem, Ikrarkan Satu Kesatuan dalam Membangun

JAYAWIJAYA PAPUA PEGUNUNGAN-Penjabat Gubernur dari enam provinsi se-tanah Papua, menghadiri Perayaan HUT Pekabaran Injil, ( PI ) ke 70 tahun, sabtu, ( 20/04/2024 ). Ke enam Gubernur itu, yakni Pj. Gubernur Papua Barat, Drs. Ali Baham Temongmere, MTP, Pj. Gubernur provinsi Papua, Dr. Muhammad Rumasukun, Pj. Gubernur Papu Pegunungan, Drs. Felix Wanggai, S.IP.,M.PA, Pj. Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk, Pj. Gubernur Papua Barat Daya, Dr. Drs. Mohammad Musa’ad, M.Si, sementara  Pj. Gubernur Papua Selatan, di wakili oleh asisten I setda setempat.

Berlangsung di lapangan pendidikan, Wamena, puncak perayaan HUT PI ke 70 tahun itu, mengusung tema, Papua Pegunungan Penuh Kemuilaan Allah, dikemas dalam ibadah syukur yang meliputi puji-pujian persembahan dan perenungan Firman.

Pendeta Barry Jordan, dalam merefleksikan firman Tuhan, Mengajak umat Tuhan untuk bersatu dalam Injil dan menerima kuasa dalam melakukan perubahan.

“Kalau kita orang Kristen, kita orang gereja bersatu, masalah-masalah bisa dihadapi. Gereja jangan berharap pemerintah melawan iblis dan dosa, itu tugas Gereja. Ketika kita bersatu, kita akan mengalahkan iblis, kita akan mengalahkan dosa dan kita akan menyelamatkan orang,”ujarnya.

Dengan membawa salam Papua Barat, menyatu dengan Papua Pegunungan, Pj. Gubernur Ali Baham, Menyampaikan salam satu hati satu saudara di bawah naungan rumah kaki seribu dan di bawah nauangan rumah honai.

Pihaknya juga mengajak masyarakat di Jayawijaya untuk membangun iman dan wawasan kebangsaan untuk membawa Indonesia emas 2045. Hal ini demi membawa generasi Wamena yang kemudian menjadi generasi yang mempunyai kecerdasan Intelektual yang cukup, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.

“Kita  berjuta kali mendengar tidak sama dengan kita melihat sendiri. Hari ini saya sendiri menyaksikan datang di usia 70 tahun pekabaran Injil di tempat ini di Lembah Baliem. Dari Mansinam menuju Wamena, singgah sebentar di sentani. Kalau misonaris telah menanam Injil di Mansinam 169 tahun yang lalau, dan kalau hari ini kita bicara tentang 70 tahun kedepan, Wamena itu waktunya untuk kita menjadi menang. 20 tahun akan datang memasuki Indonesia emas, tetapi juga untuk 50 tahun kemudian sesudah 2045, Wamena harus mencapai waktu kemenangan. Kita sendiri yang menanam iman dan Injil itu, untuk tumbuh dan berkembang sehingga kemenangan itu menjadi kemenangan kita sendiri,”ujar Pj. Gubernur Ali Baham.

Penjabat Gubernur Papua Pegunungan, Felix Wanggai, dalam kesempatan itu, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk melihat tantangan kedepan dan menjawab tantangan perubahan di era globalisasi.

“Kita telah melalui 70 tahun, tapi 70 tahun kedepan bagaimana, di era globalisasi, tantangan kita kedepan anak-anak generasi muda untuk menghadapinya. Kedepan kita pemerintah hanya memiliki dua sayap, yakni sayap pemerintah dan sayap keagamaan yaitu pilar gereja. Oleh sebab itu kami berharap ada pelayanan yang baik kepada umat tapi juga rakyat,”ujar Felix Wanggai.

Pj. Gubernur Papua, Muhammad Rumasukun, juga mengajak agar sinergitas dan kolaborasi dalam semangat kebersamaan membangun tanah Papua dapat terjaga dan terpelihara untuk meraih kemajuan.

“Untuk maju bersama, ini merupakan sebuah kekuatan yang kita lakukan, sinergi, kolaborasi kita lakukan untuk kemajuan tanah Papua,”singkat Rumasukun.

Pj. Gubernur Papua Tengah, Riba Haluk, dalam juga dalam kesempatan itu memberi kesaksian atas dampak dari terang Injil yang masuk di Lembah Baliem 70 tahun lalu itu. Dirinya mengakui, bahwa terang Injil telah mengkaderkan putera putri asli Papua secara khusus yang berasal dari Papua Pegunungan.

“70 tahun Gereja sudah berkarya untuk kita semua. Kami sudah menjadi kader dan buah dari Injilnya. Ada dampak yang terjadi dalam kemajuan bagi kita di Wamena,”sebutnya.

Pj. Gubernur Papua Barat Daya, Musa’ad, di kesempatan itu juga mengajak umat untuk bangkit dan memajukan diri.

“Dengan semangat kita bahwa, pulau Papua ini ditopang oleh tiga kekuatan besar. Yang pertama kekuatan adat, kekuatan agama dan kekuatan pemerintah. Kalau tiga ini sudah ada maka semua bisa kita gapai, yang penting kita bersatu,”ungkapnya.

Perwakilan kantor staf presiden, Theo Litaay, juga dikesempatan itu menyampaikan hal yang sama, yakni pembangunan terwujud dalam satu kesatuan antara pemerintah dan gereja.

“Hari ini membuktikan bahwa pembangunan menunjukan satu kesatuan satu persekutuan yaitu gereja. Sesuai dengan petunjuk presiden, bahwa suatu pembangunan perlu menggandeng seluruh masyarakat dari berbagai denominasi gereja.

Pj. Gubernur Papua Barat, Pj. Gubernur Papua Barat Daya dan Pj. Gubernur Papua Tengah, masing-masing kemudian menyumbangkan uang senilai satu miliar rupiah dan Pj. Gubernur Papua, menyumbangkan tiga miliar rupiah. Sehingga total bantuan yang diberikan secara spontan dan diserahkan secara simboli oleh ke empat Pj. Gubernur tersebut sebesar enam miliar rupiah, yang diserahkan secara simbolis kepada ketua Persekutuan Gereja-Gereja Papua ( PGGP ) Papua Pegunungan. Dimana anggaran tersebut akan digunakan untuk membangun situ sejarah.

Acara peryaan HUT ini kemudian dirangkai dengan kunjungan ke sejumlah situ pekabaran Injil, yakni lokasi pendaratan perdana misionaris, pilot The Gospel Masenger, A. Lewis dan Ed Ulrich bersama pendeta Elisa Gobay, pada 20 april 1954 di sungai Baliem tepatnya di Minimo.

Penulis : Simon Patiran

Leave a Comment