Pj. Gubernur Waterpauw Pimpin Rapat Perdana Bahas Sistem Pertanian Terpadu Lahan Susweni, Selengkapnya

MANOKWARI – Rapat perdana Pemerintah Provinsi Papua Barat bersama Akademisi Universitas Papua membahas rencana pembentukan lahan pertanian terpadu yang akan berlokasi di Susweni telah berlangsung. Pilot projects yang bertujuan menjadikan kawasan Susweni sebagai teaching farm dalam bentuk eduwisata dan ekowisata, Kamis (12/1/2023).

Kawasan pertanian Susweni dengan jumlah luasan lahan 79 Hektar, akan tetapi baru ditanami sejumlah OPD Papua Barat sebesar 43 hektar. Perkembangan lanjut terciptanya kawasan eduwisata dan ekowisata setelah sistem pertanian terpadu telah berjalan secara mandiri, bakal menjadi pusat pembelajaran masyarakat.

Penjabat Gubernur Papua Barat mengatakan kolaborasi bersama Unipa akan terus dilakukan sehingga satu konsep, pikiran, dan tindakan. Selain itu sejumlah komoditas utama yang dibahas meliputi Bawang, tomat dan cabai serta aspek pendukung lainnya.

Dirinya juga memerintahkan para pimpinan OPD untuk blusukan ke masyarakat agar mengetahui kondisi terkini. Seperti contoh mengurai permasalahan kebutuhan air pada lokasi lahan, Penjabat Gubernur turut menggambarkan sejumlah titik karena telah ditinjau.

“Barang ini kita kerjakan, sekali lagi kebijakan harus diterjemahkan dengan sungguh. Ini ulang-ulang Pak Presiden mengatakan hati-hati tahun 2023, itu artinya sudah warning dalam,” Ujar Pj. Gubernur Waterpauw.

“Bukan kepentingan pribadi tapi saya mau kita jadi saluran berkat bagi orang lain,” Tegasnya.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Papua, Dr. Obadja Fenetiruma mengungkapkan dukungannya lebih intens berkolaborasi dengan pemerintah. Selanjutnya sangat baik berkaitan dengan perubahan kurikulum merdeka belajar agar mahasiswa terlibat aktif.

Menurutnya hal penting yang wajib menjadi dasar yakni pola pikir masyarakat agar dapat memberikan dukungan sehingga program dapat berjalan sesuai harapan.

“Kita bisa taruh mahasiswa di lahan sekaligus ada aktifitas. Problem kita memang sosial engineering bagaimana merubah orang dari pengumpul makanan menjadi petani,” Tambahnya Dekan Faperta Unipa.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Papua Barat, Stefanus Selang memberi masukan apabila kedepannya harus melibatkan peran koperasi pegawai.

“Yang penting hasil ini tergantung dari produk yang kita tanam karena kalau bicara pasar harus orientasi juga. Jangan sampai kita tanam pasar tidak mengambil,” Usulnya.

Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, Dr. Ir. Jacob Fonataba,M.Si mensiasati agar tidak terjadi tabrakan di pasar. Menurutnya sinergi antar OPD harus berjalan dan sasarannya dapat dialihkan ke daerah lain yang membutuhkan sesuai kondisi pasar.

“Tadi Bapak sudah berikan petunjuk bagaimana tata niaga untuk hasil panennya. Ketika harga rendah, Disperindag dan instansi lain mengatur penampungan dan kita suplai ke daerah lain,” Beber Fonataba.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik Papua Barat, Frans P. Istia, S.Sos.,MM juga menambahkan dukungan pihaknya berorientasi pada aspek promosi. Diketahui menjadi ekowisata hendaknya terus disosialisasikan melalui semua platform media agar diketahui masyarakat.

“Kami mendukung dari sisi promosi dengan berbagai saluran media yang ada untuk menyampaikan pesan ini kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa ada sebuah projek dikerjakan oleh pemerintah Papua Barat. Akan jadi pemicu untuk masyarakat bisa datang,” Tandasnya.

Penulis : Givenly  Frans

Leave a Comment