Hadiri FGD Masa Depan Pulau Mansinam, Pj. Gubernur Ali Baham Harap Ada Proteksi Dan Jadikan Mansinam Sebagai Kawasan Khusus
MANOKWARI-Penjabat Gubernur Papua Barat, H. Drs. Ali Baham Temongmere, MTP, menghadiri FGD ( Focus Group Disscusion ) tentang masa depan pulau Mansinam dan sekitarnya yang berlangsung pada salah satu hotel dalam kota Manokwari, senin, ( 18/03/2024 ).
Pj. Gubernur Ali Baham, memandang penting pengelolaan situs sejarah peradaban di tanah Papua, pulau Mansinam.Pihaknya berharap, Pengelolaan dan penataannya dapat diambil dengan konsep nilai-nilai religi. Menurut dia, sejarah Pekabaran Injil dapat perlu digali lebih dalam sebagai bagian dari suguhan wisata religi yang kedepan akan membawa kesan tersendiri bagi para wisatawan.
“Untuk Papua Barat, saat ini kita sedang menyusun rencana pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang. Skenario kita kedepan adalah penghormatan terhadap Manokwari sebagai kota Injil, sebagai contoh tidak ada lagi orang mabuk yang tidur di pinggir jalan seperti yang kita lihat hari ini,”ujarnya.
“Manajemen kita belum baik dalam pengelolaan untuk menjaga Manokwari sebagai kota Injil. Contohnya kita ambil sampah banyak, saya lihat di hari ulang tahun tanggal 5 februari masih ada sampah di pinggiran pulau Mansinam,”tambahnya.
Lanjut Pj.Gubernur Ali Baham, bahwa layaknya pulau Mansinam dapat dijadikan sebagai distrik kawasan khusus. Dimana hal ini akan membawa dampak terhadap nilai positif terhadap peristiwa pekabaran Injil 129 tahun silam, oleh dua misionaris Carl Wilhelm Ottow dan Johhan Gottlob Geissler, yang hingga kini masih menyisahkan bukti sejarahnya.
“Kedepan kita proteksi dan kita jadikan Mansinam sebagai distrik kawasan khusus. Sehingga ada kekhususan yang mengatur tentang nilai-nilai religius,”jelasnya.
Sebelumnya Bupati Manokwari, Hermus Indou S.IP, M.H, dalam kesempatan itu, juga menggambarkan sekilas rencana pemerintah daerah dalam menata pulau Pekabaran Injil Mansinam.
Pihaknya mengakui bahwa penyebab belum berhasilnya pengelolaan dan penataan situs sejarah peradaban di Tanah Papua yang selama ini terjadi, adalah belum tertatanya sistem manajemen yang baik.
“Problem utama kita adalah ada di tata kelola. Dari aspek ekonomi dan pariwisata saya kira Mansinam kita harus tata dengan baik sehingga kedepan bisa menarik wisatawan. Aspek infrastruktur di pulau Mansinam juga masih sangat terbatas, sehingga kita perlu mengembangkan infrastruktur yang memadai untuk menjadikan Mansinam produktif secara ekonomi bagi Gereja masyarakat dan pemerintah Daerah,”ungkap Bupati Hermus.
Wakil ketua I BP ( Badan Pengurus ) Sinode GKI Pdt. Hiskia Rollo, S.Th, MM., berharap FGD ini pada akhirnya akan menghasilkan penyatuan dari berbagai pandangan untuk menjadi satu kesatuan gerak bersama dalam membangun Mansinam.
“Mari kita satukan hati, satukan pendapat, menjadi satu kesatuan untuk kita bergerak bersama,”singkatnya.
Hadir dalam FGD itu, Ketua Dewan Adat Suku Doreri, wakil ketua II BP Sinode GKI di Tanah Papua, para Pendeta dari berbagai klasis se-tanah Papua, para tokoh Agama, tokoh adat san Tokoh Masyarakat serta tamu undangan lainnya.
Penulis : Simon Patiran