Hasil Intervensi Berjenjang 13,51 Persen, Papua Barat Role Model Penanganan Stunting
MANOKWARI – Selasa (25/7/2023), Sesuai hasil evaluasi gerak cepat penanganan berdasarkan data, tercatat saat ini Prevalensi Stunting di Papua Barat telah turun menyentuh angka 13,51 persen dibawah target Nasional 14 persen untuk tahun 2024. Dijabarkan Pj. Gubernur Papua Barat secara keseluruhan sebanyak 544 anak telah dinyatakan normal dari indikasi Stunting.
Pj. Gubernur Waterpauw mengingatkan para kepala daerah agar memiliki spirit memaknai tatanan nilai-nilai kesetiaan dalam pengabdian. Selain itu wajib mendampingi tim kementerian kesehatan yang akan melakukan survey dan pendataan selama 40 hari terhitung Agustus mendatang.
Untuk diketahui pada tahun 2021 Prevalensi Stunting di Papua Barat tercatat sebesar 26,02 persen, naik menjadi 30,00 persen pada tahun 2022.
“Mohon dengan sangat saudara-saudara kawal. Kalau niat kita sungguh, kita kerja baik,” Pesannya saat memberi arahan saat Raker Bupati.
Sebelumnya Pj. Gubernur Waterpauw juga telah memberi peringatan bahwa data semula sebanyak 2.659 anak terindikasi Stunting sehingga terobosan dan intervensi dengan membentuk satgas serta program bapak/mama angkat. Periode Februari- Juni, dari 2.569 telah mendapat hasil intervensi dan kini tercatat menurun menjadi 2.115 anak.
“Sudah capai normal 544 orang anak, tertinggi Manokwari 184 anak, Fakfak 181 anak, Teluk Wondama 67 anak, Kaimana 48 anak, Teluk Bintuni 30 anak, Mansel 25 anak dan Pegaf 9 anak. Mudah-mudahan ini ditemukan oleh tim sehingga dalam waktu hanya 6 bulan kita sudah melampaui target nasional yang disampaikan Pak Presiden. Kita sudah dibawah angka target nasional,” Urainya.
Data yang dipaparkan masih bersifat fluktuatif dikarenakan masih terdapat tiga Kabupaten diantaranya Manokwari, Teluk Bintuni dan Manokwari Selatan belum menginput jika ada penambahan. Menurutnya itu menjadi catatan penting dan serius melakukan berbagai langkah untuk mengeliminasi persoalan Stunting.
Penulis : Givenly Frans