Tekan Angka Stunting di Papua Barat, TP PKK Laksanakan Eksistensi Program B2SA
MANOKWARI – Guna menekan angka stunting, Tim Penggerak PKK Provinsi Papua Barat terus berupaya meningkatkan pemahaman bagi para kader pentingnya ketersediaan pangan lokal bagi masyarakat. Hal ini menjadi topik dalam kegiatan eksistensi program B2SA dan Isi piringku dengan pangan lokal, Selasa (28/6/2022).
Ketua umum pusat Tim Penggerak PKK, Tri Tito Karnavian, dalam sambutannya menyampaikan, bahwa angka privalensi stunting di Papua Barat di anggap cukup tinggi dapat diatasi secara bersama.
Menurutnya, salah satu faktor lain dapat didukung potensi sumber daya alam untuk menghasilkan pangan lokal. Melalui eksistensi ini, Ketua umum berharap para kader dan masyarakat yang mengikutinya dapat mengimplementasikan di tengah-tengah masyarakat bagaimana menyiapkan generasi yang sehat.
“Saya harapkan tidak hanya berhenti di eksistensi saja, tapi yang lebih penting adalah kita betul-betul menerapkannya langsung ke masyarakat, mensosialisasikan guna menyiapkan anak-anak kita sebagai generasi yang sehat,” Harap Ketum TP PKK, Tri Tito Karnavian.
Selain itu, Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Papua Barat, Roma MP Waterpauw dalam sambutanya mengatakan kedatang ketua umum TP PKK ke provinsi Papua Barat merupakan suatu penghargaan. Seperti diketahui angka stunting di Papua Barat untuk tahun 2022 berada pada kisaran 26,12 persen.
“Diharapkan melalui penigkatan eksistensi kader TP PKK ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas di lapangan. Saya juga mengajak para kader TP PKK dan masyarakat untuk menggiatkan kegiatan berkebun, agar tersedia bahan pangan yang berkualitas dan beragam, demi menunjang ketahanan diri dan mencegah potensi stunting di tengah-tengah keluarga” Jelas Pj. Ketua TP PKK Papua Barat.
Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol. (Purn) Drs. Paulus Waterpauw M.si, dalam mengungkapkan untuk mendukung pengurangan angka stunting di provinsi Papua Barat, telah disepakati bersama menyiapkan lahan kosong.
“Kami sudah punya lahan kosong Bu untuk di garap, yang akan kita bagi areal penanaman ke setiap OPD, guna mengantisipasi krisis pangan lokal,” Beber Penjabat Gubernur Waterpauw. [kpb_04]