Pimpin Rapat Inflasi, Pj. Gubernur Ali Baham Perintah Tambah Kota IHK Dan Disversifikasi Pangan Di Papua Barat

MANOKWARI-Penjabat Gubernur Papua Barat, Drs. Ali Baham Temongmere, MTP, memimpin rapat inflasi bersama steck holder TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah ) dan pemerintah kabupaten se-Papua Barat yang mengikuti melalui via zoom. Pertemuan yang berlangsung pada ruang rapat lantai III kantor Gubernur di Arfai, memastikan stok bapok atau stok pangan di Papua Barat dalam kondisi aman dan dengan harga yang terkendali.

Berdasarkan sejumlah data terkait  perkembangan inflasi yang merujuk pada data dan arahan Kementerian Dalam Negeri RI, Penjabat Gubernur Ali Baham, dalam rapat meminta agar steck holder terkait dapat mengevaluasi dan mengambil langkah pengendalian inflasi termasuk ketersediaan dan kestablian harga bapok dan kebutuhan masyarakat di wilayah Papua Barat.

Meski angka inflasi provinsi Papua Barat berada dalam kondisi stabil yaitu 3,04%, namun Pj. Gubernur menghimbau agar semua pihak untuk tetap menjaga kondisi kestabilan harga.

Hal ini terutama beberapa komiditas pangan, seperti cabai, minyak goreng, ayam potong, beras dan komoditas lain yang produksinya berada di luar Papua Barat.

“Angka inflasi kita berada dalam kondisi yang masih relatif stabil, tapi kita harus berjaga-jaga karena kita bukan daerah produksi dari beberapa komoditas pangan tertentu,”sebutnya.

Tiga hal penting yang disampaikan Pj. Gubernur adalah produksi, distribusi dan pasar, untuk menempatkan Papua Barat dalam pengendalian inflasi.

“Kita harus melihat, apakah kita ini daerah produksi, distribusi atau daerah pasar. Ini tiga hal yang penting sekali, kalau kita berbicara tentang kestabilan ekonomi atau mengendalikan inflasi,”ungkapnya.

Mengingat daerahnya lebih banyak menerima hasil produksi dari luar, sehingga orang nomor satu di Papua Barat ini meminta agar ada peningkatan aktifitas tol laut yang didukung baik oleh pihak PT. Pelindo dan PT. Pelni dalam rangka pendistribusian guna menjamin stok bapok.

“Maka PT. Pelindo, PT. Pelni, Tol laut menjadi penting. Sehingga kemudian distribusi bisa terjadi. Selain itu kita juga harus memastikan akses transportasi antar kabupaten di wilayah kita,”imbuh Pj. Gubernur Ali Baham.

Penjabat Gubernur juga meminta agar ada penambahan kota indeks harga kosumen di Papua Barat, yakni kabupaten FakFak dan Kaimana. Hal ini menurut Pj. Gubernur merupakan permintaan yang mendesak, mengingat Manokwari sendiri belum representatif mewakili kabupaten lain terkait kondisi harga.

“Bagaimana cara menghitungnya, saya minta kepada kepala Biro Perekonomian, untuk bagaimana mengatur indeks harga konsumen, agar bisa mewakili dari sisi angka. Karean kalau kita harap Manokwari saja ini belum terwakili sepenuhnya,”tegas Pj. Gubernur Ali Baham.

Di akhir arahannya, Pj. Gubernur, juga menghimbau kepada OPD terkait, termasuk seluruh masyarakat, agar dapat melakukan diverisifikasi pangan.

Dimana Diversifikasi pangan sebagai upaya untuk mengantisipasi, apabila sewaktu-waktu terjadi kelangkaan stok bapok di Papua Barat.

“Kita juga tanam jagung, padi, dan pangan lokal lainnya, sehingga ketergantungan bisa diantisipasi apabila kapalnya terlambat, kita masih bisa konsumsi keladi, sagu, petas pisang, sukun dan lain sebagainya,”tandas Pj. Gubernur.

Sebelumnya, Pj. Sekda Papua Barat, Dr. Jacob S. Fonataba, M.Si, dalam paparan materi menyampaikan, inflasi Papua Barat berada pada angka 3,05%.

Secara umum, terkait dengan indeks harga bahan pangan, sebut Pj. Sekda, terjadi pada 230 kabupaten/kota di seluruh indonesia yang mengalami kenaikan harga, seperti harga beras, cabai, minyak goreng, gula pasir dan telur ayam ras.

Secara khusus kenaikan harga beras mendominasi 238 kota yang merupakan daerah sentra produksi seperti, Jawa, Sumatera dan Sulawesi.

“Ini akan berdampak kepada kita di Papua Barat. Dengan data ini kami harus segera mengantisipasi di bulan ramadhan. Kita harus segera melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas stok pangan di Papua Barat,”pungkasnya.

Rapat ini juga kemudian memonitor laporan kestabilan harga dan stok bahan pangan dari 7 kabupaten se-Papua Barat. Selain itu, mempersiapkan sidak bapok yang hendak dilakukan dalam waktu dekat terhadap distributor, sekaligus memantau harga pasar.

Penulis : Penulis : Simon Patiran

Leave a Comment