Plt. Kadis PUPR Papua Barat: Pengembangan Hutan Gunung Meja Sebagai Destinasi Wisata Utamakan Keaslian Alam

MANOKWARI – Rencana pengembangan kawasan hutan gunung meja sebagai pusat destinasi wisata baru dipercepat sesuai arahan Pj. Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw,M.Si. Ditegaskan, proses tersebut sama sekali tidak menggangu keaslian kondisi hutan tersebut.

Dijelaskan Plt. Kepala Dinas PUPR Papua Barat, Yohanes Momot,ST.,MT saat rapat bersama tim percepatan pembangunan Kabupaten Manokwari, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Kabarnya pihak BKSDA dalam waktu dekat akan menemui Pj. Gubernur Waterpauw guna membahas lebih lanjut.

“Saya secara cepat sudah berkoordinasi dengan teman-teman dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan mereka sudah sampaikan detail dari gunung meja itu. Mereka juga akan menemui Pj. Gubernur dalam waktu dekat ini,” Beber Plt. Kadis PUPR Papua Barat, Rabu (27/7/2022).

Terkait perencanaan lokasi wisata akan dibahas secara berdampingan melalui pemerintah Provinsi Papua Barat, Kabupaten Manokwari dan BKSDA.

Nantinya masyarakat Manokwari maupun wisatawan akan menikmati alam terbuka dengan berolahraga serta mengunjungi situs peninggalan yang berada dalam area hutan konservasi.

“Kami sedapat mungkin pada area hutan itu tidak menggangu jalan yang asli. Tidak boleh bongkar karena kita butuh betul hutan itu asli. Hanya ditempat itu kita bangun jogging track dan dan tempat wisata sehingga sangat hati-hati,” Tegasnya.

Situs peninggalan yang dikenal yakni Goa Jepang dapat dikunjungi masyarakat, sembari menunggu hasil animasi yang sementara digodok. Selanjutnya dipaparkan dalam pembahasan guna menemui kesepakatan bersama.

“Goa dibawah itu yang akan kita angkat dan saya sementara membuat animasi, beberapa waktu kedepan kalau sudah jadi nanti dibawah untuk diputuskan bersama. Daerah wisata kita tidak banyak bongkar hanya diperbaiki menjadi lebih bagus,” Urai Momot.

Untuk akses jalan telah dirancang rekayasa arus membentuk satu arah dikarenakan tidak adanya pelebaran jalan raya.

“Ruas jalan dari Susweni kemarin saya sudah rekayasa kalau itu jadi tempat wisata naiknya dari bawa dan keluar menuju amban. Tidak ada pelebaran karena mengganggu hutan. Jadi satu arah begitu rekayasa kita dan detailnya nanti lewat animasi,” Tandasnya. [kpb_01]

Leave a Comment