Papua Barat Sambut Delegasi Tiongkok, Momentum Besar Bangun Kerjasama Lintas Sektor
MANOKWARI, Media Diskominfo - Senin, (6/10/2025) Pemerintah Provinsi Papua Barat menerima kunjungan resmi delegasi Pemerintah Tiongkok. Pertemuan strategis ini membahas peluang kerja sama lintas sektor antara Papua Barat dan Tiongkok, khususnya dalam bidang energi, pendidikan, kesehatan, pariwisata, hingga pengelolaan sumber daya alam, dipusatkan di ruang multimedia lantai 3 Kantor Gubernur, Arfai, Manokwari.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan, M.Si, menjabarkan kondisi daerah yang meliputi tujuh (7) kabupaten dengan karakteristik dan kekayaan alam beragam. Menurutnya, potensi besar Papua Barat jika dikelola dengan baik dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Beberapa sektor yang diusulkan untuk kerja sama meliputi energi terbarukan, pariwisata bahari dan ekowisata, pendidikan, kesehatan, kelautan, perikanan, kehutanan, serta pertambangan.
Dominggus Mandacan menyoroti pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan vokasi. Ia juga berharap kerja sama dengan Tiongkok dapat memperkuat pengembangan tenaga medis, termasuk dukungan bagi fakultas kedokteran di Sorong. Di bidang kesehatan, pemerintah daerah menargetkan peningkatan kapasitas rumah sakit menjadi rumah sakit rujukan.
Selain itu, Papua Barat juga menawarkan peluang ekspor hasil laut, produk kehutanan setengah jadi, serta kerja sama pengelolaan sektor pertambangan, termasuk LNG Tangguh, Genting Oil, emas, batu bara, nikel, dan minyak bumi. Gubernur menegaskan bahwa tindak lanjut dalam bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pertanian, dan perikanan perlu segera dilakukan, termasuk rencana penandatanganan kesepakatan di sejumlah sektor.
Wakil Menteri Riset dan Inovasi Pemerintah Tiongkok, Professor C.C. Chan, mengapresiasi potensi Papua dan menekankan pentingnya inovasi sebagai dasar persahabatan dan kerja sama. Ia menyatakan teknologi harus dibangun bersama, bukan sekadar dibeli, serta berjanji membawa investor secara berkelanjutan ke Papua Barat.
Pria kelahiran Magelang tersebut juga menyatakan rasa cintanya kepada Indonesia dan khususnya Papua. Ia menegaskan perlu adanya kerjasama agar persahabatan membawa manfaat bagi rakyat Indonesia, Tiongkok, dan dunia.
Selain itu jika hendak membuat produk yang konkrit, unik dan memberikan solusi. Dijelaskan pembangunan teknologi membutuhkan kebijakan yang baik, integrasi antara sains, pasar, kebijakan, dan budaya.
“Teknologi tidak bisa hanya dibeli, tetapi harus dibangun bersama. Karena itu, kita harus datang ke sini secara berkelanjutan dan membawa investor,” kata Profesor Chan.
Direktur Pusat Inovasi Sains dan Teknologi Akademisi Internasional, Yue Yuan, memaparkan jaringan riset yang dimiliki pihaknya, meliputi energi terbarukan, kendaraan listrik, kecerdasan buatan, kesehatan, pertanian, dan teknologi. Ia menilai Papua Barat memiliki peluang besar untuk masuk ke dalam jejaring kerja sama tersebut.
Ia menuturkan, pihaknya telah bekerja sama dengan lebih dari 300 kampus vokasi di Tiongkok dari total 1.000 kampus, serta menjalin kemitraan dengan lebih dari 9.000 rumah sakit dan 200 lembaga riset di bidang kesehatan. Menurutnya, Papua Barat memiliki peluang besar untuk ikut terlibat dalam jejaring tersebut.
"Terima kasih atas undangan Gubernur Papua Barat. Meski jadwal kunjungan ini padat, sebenarnya banyak yang bisa dibahas. Karena itu, pertemuan seperti ini sebaiknya dilakukan secara rutin dan kami akan melibatkan investor Tiongkok ke Papua Barat," ucap Yue Yuan.
Rektor Universitas Papua, Dr. Hugo Warami, menilai pertemuan ini sebagai bagian penting dalam sejarah pembangunan Papua Barat. Ia menekankan pentingnya sinergi antar pemerintah dan perguruan tinggi.
Papua Barat dikenal sebagai tanah kaya yang memiliki emas dan berbagai potensi sumber daya alam. Dengan kehadiran delegasi Tiongkok, pemerintah daerah ingin menunjukkan bahwa kekayaan ini harus diolah secara bijak dan memberi ruang bagi para investor maupun pihak yang memiliki kapasitas untuk berkolaborasi.
Dalam pengembangan sektor hutan, karbon, serta konsep provinsi berkelanjutan, Papua Barat juga menekankan pentingnya dukungan melalui pemanfaatan sumber daya minyak dan gas yang tersedia. Pemerintah Tiongkok sendiri telah menghasilkan banyak hak paten yang dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Papua Barat.
Karena itu, diperlukan dukungan dan komitmen bersama agar kekayaan alam yang dimiliki Papua Barat dapat dimanfaatkan bagi kepentingan berbagai industri.
Rektor Universitas Papua menambahkan, pihaknya berencana membuka program studi tanaman obat dan berharap dukungan Pemerintah Tiongkok. Program ini diharapkan menjadi rujukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta pemanfaatan kekayaan hayati untuk pembangunan berkelanjutan.
Diakhir pertemuan dilakukan penandatanganan antara Pemerintah Papua Barat, Universitas Papua bersama Delegasi Pemerintah Tiongkok.
Penulis : Givenly Frans