Pj. Gubernur Ali Baham Hadir Selaku Pemegang Saham Bank Papua Pada Pelatihan Perencanaan Bank Di Jayapura
JAYAPURA PAPUA-Penjabat Gubernur Papua Barat, Drs. H. Ali Baham Temongmere, MTP, mengikuti pelatihan perencanaan stratejik bank umum berlandaskan tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance ( GCG ), manajemen resiko dan kepatuhan bank untuk menjaga tingkat kesehatan Bank ( TKB ) sesuai tantangan perbankan kedepan.
Pelatihan terpusat pada lantai 4 kantor pusat Bank Papua, Jayapura yang beralamat di JL. A. Yani No. 57, senin( 25/03/2024 ), oleh Direktur Utama Dakara Kreasi Jakarta, Joko Nugroho, memaparkan, bahwa Bank Papua adalah lembaga bisnis yang juga mempunyai tujuan utama yakni keuntungan.
Terdapat tujuh poin dasar-dasar stratejik bank umum berlandaskan tata kelola perusahaan yang dipaparkannya, yakni memahami tantangan perbankan di era digital dan teknologi informasi yang semakin berkembang. Dimana Bank dapat menyiapkan sumber daya Manusia ( SDM ) yang kompeten dan selalu siap menghadapi tantangan perubahan.
Hal lainnya, yaitu resiko dan peranan manajemen, fungsi dan tugas direksi dan dewan komisaris, peraturan otoritas jasa keuangan ( OJK ) nomor 17 tahun 2023, tentang penerapan tata kelola bagi bank umum. Strategi menjaga tingkat kesehatan bank ( TKB ) sesuai dengan tantangan perbankan kedepan. Risk coverage, berdasarkan visi, misi dan strategi bisnis bank, kemudian sistem pengendalian manajemen resiko.
“Bank Papua adalah lembaga bisnis, tidak bisa seperti tahun 80 an untuk dalam rangka apa, karena ujung-unjungnya akan ditanyakan adalah keuntungan. Pemegang saham juga akan ditanyakan kontribusi karena ditekan dengan aturan yang ada,”jelasnya.
Menurut Nugroho, bahwa persoalan BPD hampir sama di seluruh wilayah Indonesia, dari Aceh sampai ke Papua. Dimana yang perlu dilakukan, yaitua produk layanan yang dapat menyesuaikan dengan era digitalisasi. Selain itu, teknologi adalah pintu pendapatan dalam bertransaksi.
Disisi lain juga pemanfaatan ekosistem yang dirasa selama ini belum optimal, juga menjadi penekanan. Menyangkut dengan ini, Bank Papua juga dituntut untuk turut mempelajari syariah.
“Kita harus buat produk layanan yang menyesuaian dengan era digitalisasi saat ini. Bank harus dibelaki dengan teknonologi, karena teknologi merupakan pintu pendapatan. Menyikapi permasalahan pemanfaatan ekosistem yang belum optimal. Bank Papua juga turut mempelajari syariah. Kita harus buat produk yang dapat menjawab kebutuhan transaksi digital saat ini,”sebut Nugroho.
Penjabat Gubernur Ali Baham, dalam kesempatan itu, memandang penting manajemen resiko pelayanan di Bank Papua. Tanggungjawab sebagai pegegang saham prioritas ke dua setelah Pj. Gubernur Papua, orang nomor satu di Papua Barat ini juga memahami kewajiban untuk mengevaluasi apabila terjadi resiko yang tidak terkendali dengan baik.
“Bersykur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Allhamdulillah, Selaku Pj. Gubernur Papua Barat, hari ini bisa hadir dalam workshop di Bank Papua di Jayapura, sebagai Pj. Gubernur yang baru saja bertugas kurang lebih 5 bulan, sebagai pemegang saham pengendali atau mayoritas ke dua dari Pj. Gubernur Papua, maka tentunya harus memahami tentang manejemen resiko dalam pengelolaan bank ini. Sehingga dari sisi tanggungjawab bisa memotir tapi juga mengevaluasi dan berkewajiban untuk mengarahkan jika terjadi hal yang katakanlah ada resiko-resiko tertentu kalau kemudian tidak dikendalikan dengan baik”jelas Pj. Gubernur Ali Baham.
“Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada pihak manajemen Bank Papua di Jayapura, tapi juga Dakara dari Jakarta, yang kami anggap sebagai mentor kami dalam pengelolaan bank ini,”tambahnya.
Pelatihan itu, juga turut diikuti Pj. Gubernur Papua, Dr. Muhammad Ridwan Rumasukun, yang juga selaku pemegang saham, Komisaris Utama Bank Papua, Y. Derek Hegemur, Direktur Operasional Bank Papua, Isak S. Wopari, Direktur Bisnis Bank Papua, Sadar Sebayang, Komisaris Independen Bank Papua, Dortheis Sesa dan Komisaris Independen Bank Papua Arobi Aituarauw.
Penulis : Simon Patiran