Pj. Gubernur Waterpauw Ajak Masyarakat Wondama Bijak dan Seriusi Dampak Buruk Nikah Mudah
TELUK WONDAMA – Resiko menikah mudah merupakan salah satu faktor mempengaruhi meningkatnya kemiskinan ekstrem dan Stunting. Perlu adanya kesadaran membentuk karakter keluarga yang bijak melalui peran penting orang tua.
Penjabat Gubernur Papua Barat menegaskan kehadiran dirinya bersama Ketua TP PKK di seluruh Kabupaten bertujuan untuk membangun kesadaran dan perilaku masyarakat, Rabu (21/6/2023).
“Saya mau ingatkan jangan paksa anak kawin dibawah umur demi harta, kalau ada tradisi itu sejak tete nenek moyang mohon perhatian itu,” Ujarnya.
Pernyataan disampaikan Pj. Gubernur Waterpauw lantaran temuan saat berkunjung pada salah satu daerah. Oleh sebab itu dirinya mengingatkan agar perhatian menikah muda perlu menjadi perhatian, disertai rapat dengar pendapat menyatukan persepsi mencari jalan keluar.
“Ada beberapa daerah masih SMP, SMA sudah menikah padahal prasyarat usia 19 tahun anak perempuan bisa nikah. Jangan 14,15 tahun sudah nikah karena mas kawin, tolong jangan ada pikiran seperti itu,” Pesannya.
Penjabat Gubernur menyatakan bahwa pemerintah selalu terbuka dan siap memberikan dukungan, namum perlu memperhatikan sekolah anak demi masa depan yang cerah.
“anak-anak punya hak hidup yang layak, pemerintah siap bantu tapi sekolahkan mereka. Mereka ini juga calon mama untuk melanjutkan keturunannya. Kita harus tingkatkan kualitas kehidupan berkeluarga,” Harap Waterpauw.
Dirinya mengajak semua pihak fokus menangani akses pelayanan kesehatan, sanitasi air bersih dan pemenuhan gizi. Pesan juga mengarah kepada orang tua untuk melanjutkan pesan positif dilingkungan untuk dipedomani.
“Kita akan pantau dan evaluasi untu berikan kepastian untuk pelayanan kita apakah sudah sesuai atau belum. Harapan presiden 2024 Stunting 14 persen, dengan pola asuh bapak/mama angkat. Saya target 3 bulan kita bisa turun 35 persen, sampai 2024, dukungan partisipasi aktif hadir di posyandu,” Tandasnya.
Penulis : Givenly Frans