Pembahasan Lengkap Saat Berlangsung Pertemuan Gubernur Papua Barat dengan Menteri Pertanian
JAKARTA- Setelah melangsungkan pertemuan sejak tanggal 25 Januari kemarin, Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan selanjutnya bertemu dengan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Selasa (26/01/2021).
“Pada tanggal 25 kemarin Pak Gubernur bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan dalam rangka menyampaikan program-program prioritas terutama infrastruktur, kemudian kegiatan berkaitan dengan ketahanan pangan. Selanjutnya hari ini Gubernur melanjutkan pertemuan dengan menteri pertanian,” Jelas Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, Dr. Ir. Jacob Fonataba,M.Si melalui sambungan telepon.
Adapun topik utama pertemuan Gubernur Papua Barat bersama menteri Pertanian adalah mengenai potensi lahan yang ada di Papua barat, kemudian kebijakan atau strategi dalam rangka pembangunan pertanian sesuai dengan potensi daerah.
“Pertemuan itu Gubernur menyampaikan yang pertama terkait komoditi padi yang akan diproduksi menjadi beras karena kebutuhan yang cukup meningkat sesuai dengan pertumbuhan penduduk. Pak Gubernur mengusulkan kepada Menteri Pertanian untuk potensi lahan yang hampir seluas 11 ribu hektar lebih, diantara itu yang baru dimanfaatkan seluas 7 ribu lebih. Diusukan agar selisih lahan sekitar 4 ribu hektar lebih dioptimalisasi agar bermanfaat dan meningkatkan produksi beras bagi Papua barat,” Tambahnya.
“Kemudian hal yang berikut disampaikan Gubernur Papua Barat kepada menteri pertanian adalah pangan lokal. Jadi seperti ubi kayu, ubi jalar dan keladi, Pak Gubernur mohon supaya sesuai dengan potensi dan pola konsumsi orang Papua, komoditi ini dapat juga dikembangkan di Papua Barat,” Lanjut Fonataba.
Selain itu, salah satu komoditi unggulan Papua Barat yaitu sagu, Gubernur menyampaikan agar adanya perhatian dari pemerintah pusat dalam rangka penataan hutan sagu dan pembudidayaan kembali.
“Pak Gubernur juga minta ada industri yang dapat mengolah produk sagu itu menjadi beras analog atau bahan lain yang bersumber dari sagu. Pengembangan komoditi holtikultura, seperti misalnya sayuran dataran tinggi di Papua Barat yang khusus ada di pegunungan Arfak, kemudian juga sayuran dataran rendah yang mempengaruhi tingkat inflasi akibat didatangkan dari luar,” Tandas Dr. Ir. Jacob Fonataba,M.Si. [kpb_01]