Serius Penanganan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem, TP PKK Papua Barat Siap Kolaborasi OPD Teknis
MANOKWARI – Target nasional percepatan penurunan Stunting 14 persen dan Kemiskinan Ekstrem 0 persen tahun 2024 menjadi perhatian serius, tidak terkecuali secara berjenjang dari level kampung/desa. Intervensi dan pola penanganan tepat sasaran, terukur dan sistematis seyogianya memerlukan keterlibatan serta dukungan semua pihak.
Sekertaris Tim Penggerak PKK Papua Barat, Srie Wanenda menjelaskan kehadirannya dalam rakornis Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung guna mengemukakan capaian penanganan semester pertama tahun 2024. Diketahui bersama program penghapusan kemiskinan ekstrem dan percepatan penurunan Stunting merupakan prioritas TP PKK yang terus gencar dilakukan.
“Memang rakornas ke 10 belum dilakukan tetapi pada November 2024 untuk perencanaan tahun 2025 kami mengacu pada program sebelumnya dan kekuatan yang kami miliki dengan adanya rumah PKK dan beberapa pilot projek yang sudah dilakukan,” jelasnya.
Dipaparkan untuk penanganannya dilakukan oleh 4 Pokja secara terpadu, diantaranya :
-Pokja I, melakukan pembinaan pola asuh dan pembinaan untuk remaja sadar tidak menikah secara dini.
-Pokja II, melakukan gerakan literasi, pembinaan UMKM, pengelolaan rumah Pendidikan dan Keterampilan (Dilan), rumah literasi, toko PKK dan Koperasi. Untuk rumah Dilan dan Rumah Literasi ada di Provinsi, toko PKK berlokasi di Kabupaten Manokwari Selatan dan Koperasi di Bintuni.
-Pokja III, tetap gerakan “Aku hatinya PKK “dan fokus pada dasawisma karena merupakan simbol keluarga kecil.
-Pokja IV, melaksanakan sex education dini untuk mencegah pernikahan yang nantinya akan berdampak, yang bisa saja menghasilkan bayi Stunting.
Besar harapan adanya kolaborasi bersama terus terjalin, mengingat PKK tidak dapat bekerja sendiri, melainkan butuh dukungan OPD teknis yang membidangi program pemberdayaan masyarakat, salah satunya DPMK Papua Barat dan Kabupaten. Oleh sebab itu DPMK sebagai induk dapat menjadi payung dalam pelaksanaan program kerja kedepannya.
“Kami beranggapan kalau keluarga di kampung, distrik dan Kabupaten kuat akhirnya keluarga di Provinsi juga kuat. Kami juga akan lakukan gerakan jangan boros makan, B2SA lebih lagi dari sebelumnya kepada anak sekolah. Ada juga peningkatan pelayanan rumah gizi meliputi pemeriksaan ibu hamil, peningkatan pengobatan massal. Pola hidup bersih dan sehat sehingga tidak ada mempengaruhi anak Stunting karena kesehatan terjamin,” Harapnya.
Penulis : Givenly Frans