Buka Rakornis, Pj. Gubernur Ali Baham Memandang Penting Pertanian
MANOKWARI-Pemerintah provinsi Papua Barat, dalam hal ini dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan, menggelar Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2024.
Rapat tersebut dibuka secara resmi oleh Pj. Gubernur Ali Baham Temongmere, MTP.
“Dengan memohon ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa, saya selaku Pj. Gubernur, hari ini, senin, ( 29/04/2024 ), membuka dengan resmi rapat koordinasi teknis ini,”ucap Pj. Gubernur ABT dalam acara yang berlangsung pada salah satu hotel dalam kota Manokwari itu sembari menabuh Tifa.
Dalam sambutan sekaligus arahannya, Pj. Gubernur Ali Baham, memandang penting rapat koordinasi teknis tersebut. Kata orang nomor satu di provinsi Papua Barat ini, bahwa rapat koordinasi teknis ini merupakan kegiatan yang sangat penting dan strategis yang di dalamnya dapat mengevaluasi seluruh kegiatan pembangunan tahun 2024 serta merencanakan kegiatan pembangunan pertanian tahun 2023.
“Kita sebagai teknogratif berkewajiban untuk memperjualkan secara politis apa yang kita rumuskan untuk masuk kedalam pemimpin-pemimpin kepala daerah hasil pilkada. Rumusan yang kita buat kita berikan kepada tim sukses calon kepada daerah untuk kemudian menyusun visi dan misi calon bupati-wakil bupati. Karena rumusan ini juga menjadi bagian dari tahun pertama RPJMP tahun 2025,”
“Kita tidak berpolitik, tetapi kita punya kepentingan adalah memberikan pemikiran tentang pemikiran berkelanjutan,”tambahnya.
Masih menurut Pj. Gubernur, bahwa perencanaan program memerlukan proses yang sistematis, yaitu mengejar keunggulan data yang objektif.
Di samping itu, pihaknya meminta agar dinas ini dapat mengevaluasi data penduduk untuk memetakan sasaran bantuan yang diturunkan pemerintah untuk melakukan pembinaan sesuai profesi dari masyarakat penerima manfaat.
“Kita berharap ini dari rapat ini kita akan mendapat outpute berupa laporan realisasi anggaran dan fisik kegiatan secara proporsional,”sebut Pj.Gubernur ABT. Pak Plt. Kadis, coba cek baik-baik, kita punya masyarakat ini banyak KTP petani. Data itu di cek dengan baik, sehingga bantuan yang turun sesuai dengan kebutuhan, bibit yang di kasih itu digunakan dengan baik. Alat tangkap yang disalurkan juga tidak di jual,”tegasnya.
Lebih lanjut kata Pj. Gubernur ABT, dengan melihat pertanian merupakan salah satu sektor yang memberikan sumbangsi terhadap tingginya angka inflasi Papua Barat. Oleh sebab itu, yang terus menjadi arahan mantan sekda kabupaten FakFak ini, bahwa harga beras yang menjadi komoditas pangan utama dengan harga yang semakin fluktuatif, sehingga ia menghimbau agar ketergantungan mengkonsumsi beras dapat dikurangi.
Hal itu, dapat diwujudkan melalui upaya diversifikasi pangan, melalui gemar menerapkan 5B, yakni bangga menanam, bangga menjual, bangga membeli, bangga memasak dan bangga memakan.
“Papua Barat berdasarkan data terakhrir salah satunya pertanian. Salah satu komoditasnya adalah cabai. Saya waktu di Wondama ketikda saya datangi pasar, cabainya itu datang dari Nabire. Oleh karena itu, ini perlu ada evaluasi serius,”ungkapnya.
Hadir pada rapat itu, Plt. Kepala dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Papua Barat, Agustinus Warbaal, peserta dinas terkait dari tujuh kabupaten se-provinsi Papua Barat, serta tamu undangan lainnya.
Penulis : Simon Patiran