Bagian Pelayanan Dasar Biro Kesra Papua Barat Paparkan Hasil Kajian Stunting Tiga Kabupaten
MANOKWARI – Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Bagian Pelayanan Dasar, Biro Kesejahteraan Rakyat memaparkan Hasil Kajian Pemetaan Stunting pada tiga kabupaten yakni Manokwari, Manokwari Selatan dan Teluk Wondama tahun 2024. Kolaborasi dan sinkronisasi yang melibatkan OPD teknis lingkup Pemprov dan Kabupaten ini diwarnai diskusi hangat yang seyogianya menindaklanjuti instruksi penanganan secara nasional tersebut, Jumat (23/8/2024) dipusatkan pada salah satu hotel.
Membacakan sambutan tertulis Pj. Gubernur Papua Barat, Pj. Sekda Dr. Ir. Yakop S. Fonataba,M.Si menegaskan kesehatan merupakan aset manusia yang berharga dan merupakan bagian dari rencana pembangunan jangka panjang 2005-2025. Disamping itu harus diakui dalam pembangunan kesehatan di Papua Barat masih banyak indikator yang belum tercapai sesuai harapan.
Dijelaskan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan Stunting telah jelas mengatur dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, produktif serta mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Diketahui Stunting merupakan gagal tumbuh pada anak dikarenakan kurangnya asupan gizi kronis, ditandai dengan bobot tinggi dan berat badan balita yang tidak ideal.
Selanjutnya upaya percepatan penurunan Stunting digodok melalui intervensi spesifik dan sensitif. Peran semua pihak dalam memberikan edukasi adalah penting, membangun kesadaran pemberian gizi, menekan angka pernikahan dini dan gemar memeriksa kehamilan secara dini pada fasilitas kesehatan.
Presiden juga telah memberikan instruksi agar penanganan Stunting pada tahun 2024 secara nasional 14 persen, sedangkan Kemiskinan Ekstrem menjadi nol persen.
“Data harus koordinasi baik, ada 3 lokasi dari kajian ini dari Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan dan Teluk Wondama, hasil yang dilakukan berdasarkan data SSGI dan SKI prevalensi Stunting Papua Barat mengalami penurunan signifikan di angka 5,2 persen. Awal Papua Barat 30,00 persen dan setelah dilakukan intervensi kita turun jadi 24,8 persen,” Ujarnya.
Ketua Tim Kajian yang keseharian menjabat sebagai Plt. Kepala Bagian Pelayanan Dasar Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Papua Barat, Zakeus Wanggai, SP.,MM menjabarkan proses ini telah berlangsung kurang lebih empat bulan periode April – Juli 2024. Selain itu dilaporkan kasus Stunting tahun 2023 di Manokwari 135 anak, Manokwari Selatan 35 anak dan Teluk Wondama 24 anak.
Adapun tujuan kegiatan ini melakukan kajian kebijakan pemerintah dari pusat hingga daerah, mengkaji jenis-jenis implementasi pelayanan kesehatan khususnya Stunting di tiga kabupaten. Selain itu menganalisa fakta, kendala, implementasi layanan Stunting, analisis kebutuhan dan rumusan strategi penurunan Stunting di tiga kabupaten wilayah provinsi Papua Barat.
Pantauan media ini para peserta selain lingkup OPD teknis juga melibatkan Tim Penggerak PKK yang dalam realisasi telah banyak melaksanakan kegiatan mendorong percepatan penurunan Stunting di Papua Barat. Berikutnya proses penelitian ditopang pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Papua, Yan Hendrik Nunaki,S.Pd.,M.Si.
Penulis : Givenly Frans