Pesan Penting Pj. Gubernur Ali Baham Saat Hadiri Peresmian Revitalisasi Situs Batu Peradaban di Teluk Wondama
TELUK WONDAMA – Penjabat Gubernur Papua Barat, Drs. Ali Baham Temongmere,MTP mengadakan agenda kunjungan kerja dalam rangka menghadiri peresmian revitalisasi Situs Batu Peradaban Orang Papua, Aitumeri. Prosesi diawali pengantaran rombongan menuju lokasi diwarnai tarian yang ditampilkan oleh masyarakat adat setempat, Kamis (15/8/2024).
Penjabat Gubernur Ali Baham kemudian mengikuti rangkaian tersebut dan mendampingi Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Bupati Kabupaten Teluk Wondama, Ketua Dewan Adat Papua Wilayah Wondama serta para pelayanan umat.
Sekertaris Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Daniel Kaigere,S.Si.,Theol memimpin Doa dan dilanjutkan prosesi adat pemotongan tali oleh Dewan Adat Papua Wondama. Acara berlanjut dengan membacakan 35 nama para tua-tua adat yang tulus menyerahkan tanah kepada zending tahun 1917 silam, ditandai penandatanganan prasasti sembari mengelilingi kawasan yang bakal menjadi objek wisata.
Berlanjut dengan Ibadah dan refleksi firman yang dibawakan Pdt. Gustav Melkias Wutoy melalui pembacaan Alkitab yang terambil dari Nehemia 1:1 -11.
Usai ibadah, Penjabat Gubernur Papua Barat dalam sambutannya mengatakan areal bukit Aitumeri menyimpan sejarah penting perjalanan seorang Dominee Izaak Semuel Kijne yang telah mendidik anak asli Papua dengan penuh dedikasi nyata. Selain itu memasuki 99 tahun, jemaat dituntut merenungkan bagaimana seorang I.S Kijne sebagai visioner memandang jauh kedepan, sehingga hari ini dapat terlihat perkembangan peradaban di tanah Papua.
Ia mengartikan Wondama sebagai warisan negeri ini untuk melanjutkan peradaban dan mewujudkan kemajuan anak Bangsa. Oleh sebab itu peradaban dimulai dengan membaca, menulis dan berhitung dari batu peradaban ini dan hasilnya tahun depan genap perayaan 100 tahun.
Tak lupa menyampaikan terimakasih atas pengembangan wisata rohani di Papua Barat dan kedepan bisa didatangi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Batu peradaban merupakan salah satu situs paling terkenal di Wondama dengan turut serta mengumandangkan pesan Pdt. I.S Kijne “Diatas batu ini saya menyatakan peradaban orang Papua, sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan marifat tetapi tidak dapat memimpin bangsa ini, bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri”.
Ditegaskan, siapapun tidak akan merubah sebuah kaum atau kelompok masyarakat apabila mereka tidak mau merubah dirinya sendiri.
“Kita tidak bisa mengajak orang tidur untuk berlari, tetapi harus membangunkan dia untuk duduk lalu bergerak, kemudian ajak jalan dan berlari. Jangan tidur terus, waktu sudah diatur untuk mengelola peradaban yang kita mau capai itu, maka waktu adalah kuncinya,” Pesannya.
Bupati Kabupaten Teluk Wondama, Ir. Hendrik S. Mambor, MM menyampaikan apresiasi atas kesediaan Penjabat Gubernur Papua Barat menghadiri momen sejarah ini. Diungkapkan
kawasan ini memiliki nilai sejarah penting bagi seluruh wilayah tanah Papua melalui serangkaian nilai historisnya.
“Setelah merenung mengungkapkan dua hal, dari tempat yang sunyi sepi ada nyanyian untuk tanah Papua. Suka bawa Doa pendek, berkat yang sudah Tuhan curahkan untuk tanah peradaban yang telah memberkati tanah Papua, memberkati kita dan generasi,” Terangnya.
Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, M.Th menguraikan pandangan Pdt. I.S Kijne 99 tahun silam telah tergambar jelas bagaimana anak asli Papua telah mendominasi level kepemimpinan, mulai dari adat, agama, pemerintahan, TNI-Polri dan lainnya. Ia mengajak semua pihak selalu mengamini pandangan Kijne 99 tahun lalu adalah nyata dan terbukti.
“Saya ingatkan secara khusus bagi anak negeri Papua yang hari ini diberikan kesempatan untuk memimpin dalam level dan kapasitas apapun kita harus mulai takut akan tuhan dengar-dengaran,” Tandasnya.
Penulis : Givenly Frans