Pj. Gubernur Papua Barat Punya Strategi Khusus Tingkatkan PAD Sekaligus Pelestarian Alam
SURABAYA – Emisi dan penggunaan karbon memiliki dampak buruk yang signifikan pada lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satunya adalah pemanasan global, yang menyebabkan perubahan iklim ekstrim seperti banjir, kekeringan, dan kenaikan suhu.
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, M. Tito Karnavian mengingatkan kepada semua kepala daerah secara serius menanggapi isu dimaksud. Apalagi selalu menjadi pembahasan guna mengambil langkah terukur antisipasi bila terjadi krisis pangan.
Selain itu wajib memperhatikan masalah lain diantaranya kemiskinan ekstrim, Stunting dan inflasi. Daerah juga dituntut harus mampu meningkatkan PAD dan bisa membiayai pembangunan daerah itu sendiri.
“Dalam konteks ini kita harapkan pemerintah daerah dapat berkontribusi mulai berorientasi mendukung pembangunan hijau dan biru. Terobosan positif sangat diperlukan, kesamaan mindset dan eksploitasi terhadap lingkungan harus dijaga, jangan berlebihan, tambang misalnya, harus disertai reboisasi dan rehabilitasi,” Jelasnya saat memberi arahan pada peringatan HUT Otonomi Daerah Ke-28, Kamis (25/4/2023).
Menanggapi instruksi tersebut, Penjabat Gubernur Papua Barat, Drs. Ali Baham Temongmere,MTP menyebut dengan Pendapatan Asli Daerah dan berkaitan menjaga lingkungan, dirinya memiliki strategi khusus. Diuraikannya bakal didorong sumber pendapatan intensifikasi dan ekstensifikasi dan salah satunya pengelolaan lingkungan.
Pada sektor lainnya memaksimalkan potensi 7 Kabupaten berupa tambang, Kopi, Pala, Rumput Laut, Kakao Ransiki. Selain itu sektor pariwisata di Teluk Triton Kaimana dan Pegunungan Arfak.
“Ada satu sumber juga yang bisa dapatkan adalah karbon trade yaitu dengan menjaga lingkungan sekaligus menerima penghasilan dari sana,” Ujarnya.
Penulis : Givenly Frans