Pj. Gubernur Ali Baham Hadiri Perayaan 129 Tahun Injil Masuk Di Suku Meyah-Arfak Dan Meresmikan Tugu Penginjil Petrus Kafiar
MANOKWARI -Penjabat Gubernur Papua Barat, Drs. Ali Baham Temongmere, MTP, meresmikan Tugu Petrus Kafiar yang berlokasi di pantai utara Manokwari, Minggu,(11/02/2024).
“Hari minggu 11 februari 2024, saya selaku Pj. Gubernur Papua Barat, bersama ketua Klasis GKI Manokwari dan kepala suku besar Arfak turunan Irogi Maidodga, kami akan mengguntingan pita ini dengan nama Tuhan, semoga masyarakat Meyah-Arfak dapat membangun peradaban di atas tanah Arfak dan Tanah Papua dengan semangat Injil yang diamalkan,”ucap Pj. Gubernur Ali Baham.
Dimana dalam peresmian tugu penginjil Petrus Kafiar itu, sekaligus berlangsung dengan perayaan HUT pekabaran Injil bagi suku Meyah-Arfak ke 129 tahun.
Dalam sambutannya, Pj. Gubernur Ali Baham, menyerukan pesan-pesan tentang kebersamaan dalam keberagaman. Orang nomor satu di provinsi Papua Barat ini juga memandang penting perbedaan untuk saling mengasihi, saling menghormati, saling menerima dan saling memberi.
“Kalau tanggal 5 otu saya ada di Mansinam menghadiri perayaan ke 169 tahun masuknya Injil di Tanah Papua, tanggal 7 saya menghadiri peletakan batu pertama Masjid Petuanan Ati-Ati di FakFak yang juga masuknya sekian lama 1364 bersamaan dengan masuknya Islam dibagian Selatan. Saya bersyulur kemudian tanggal 9 saya juga menandatangani peresmian Gereja Bethesda GKI di kampung Wos Klasis Kokas dan setelah itu saya mendatangi Masjid tua di kampung Patimburak situs cagar budaya dimana bangunannya itu adalah bangunan satu tungku tiga batu. Dan hari ini saya diberikan kehormatan untuk meresmikam masuknya Injil di daratan Arfak ini,”ungkapnya.
“Yang terpenting dari peradaban itu adalah sifat saling mengasihi dan saling menghormati, saling menerima dan saling memberi. Itulah sifat yang tertinggi dari pada kasih itu,”tambah Pj. Gubernur Ali Baham.
Disamping itu, melalui momentum HUT ke 127 masuknya Injil bagi suku Meyah-Arfak di Manokwari, Pj. Gubernur Ali Baham juga mengajak suku-suku yang ada di kabupaten Pegunungan Arfak Meyah, dan beberapa suku lainnya, untuk senantiasa bekerja berkarya melayani umat atau masyarakat dengan berlandasan nilai-nilai Injil itu aendiri.
“Saya ingin mengajak suku-suku yang ada di kabupaten Pegunungan Arfak Meyah, dan juga suku-suku yang lain di Arfak, bahwa Tanah dimana kita diami adalah Tanah dimana adalah Tanah yang diberkati oleh Tuhan. Untuk itu marilah kita senantiasa bekerja berkarya melayani umat atau pun masyarakat dengan nilai-nilai Injil karena tempat dimana kita berada adalah tempat masuknya Injil yang tentunya dibawakan oleh guru penginjil Petrus Kafiar,”tandas Pj. Gubernur Ali Baham.
Peryaran HUT masuknya Injil bagi suku Meyah-Arfak di Manokwari dan peresmian tugu Petrus Kafiar dilandasi dengan ibadah syukur.
Mengutip Alkitab Perjanjian Baru Roma pasal 1 ayat 16-17, oleh lembaga Alkitab Indonesia memberi judul injil itu kekuatan Allah, Pelayan Firman Pendeta Hena Helena Korwa, S.Si, Theol, merefleksikan Firman Tuhan mengabarkan pesan tentang Injil yang menjadi kekuatan Allah sebagai kunci keselamatan kekal.
“Bapak ibu keluarga besar Meyah-Arfak, tema kita berkata Injil itu Kekuatan Allah yang menyelamatkan. Oleh sebab itu maka setiap orang yang percaya, bertobat dan memberi diri untuk menerima Injil, dia adalah orang-orang kepercayaan Tuhan di dunia ini,”ujarnya.
Sementara itu, mewakili kepala suku Meyah-Arfak, Nataniel D. Mandacan, dalam sambutannya, memberi pesan kepada seluruh masyarakat suku Meyah-Arfak terutama generasi muda untuk menerima Injil sebagai kekuatan sesuai yang di sampakan hamba Tuhan. Dirinya mengajak untuk senantiasa mendukung seluruh program pemerintah.
“Hari ini kita peringati masuknya Injil bagi suku Meyah. Injil bagi orang Arfak itu di mulai dari sini. Oleh sebab itu, mari kita orang-orang Meyah jangan berkeras hati seperti 129 tahun yang lalu, karena Injil itu merupakan kekuatan Allah. Kita siap untuk bersama-sama dengan pemerintah untuk membangun.
Sejarah pekabaran Injil dimulai dari Mansinam pada 5 februari 1855, dan hari ini di tengah-tengah kehidupan masyarakat Meyah-Arfak, 11 februari 1897, 42 tahun kemudian suku Arfak menerima Injil, dimana pantai utara Manokwari ini menjadi saksi bisu sejarah pekabaran Injil yang dibawa oleh Carl Wilhelm Ottow dan Johhan Gottlob Geissler, Pterus Kafiar dan Frans John Federik van Hasselt, dengan harapan dan iman bahwa suku Meyah-Arfak akan menjadi tuan di tanah dan negerinya sendiri.
Hadir, sesepuh Suku Meyah-Arfak, yakni kepala suku besar Arfak turunan Lodwick Mandacan, Kepala suku besar Arfak turunan Baren Mandacan, Kepala Suku besar Turunan Irogi Maidodga. Hadir pula Ketua klasis GKI Manokwari yang sekaligus mewakili ketua Sinode GKI di Tanah Papua, asisten serta para pimpinan OPD di lingkup Pemprov Papua Barat.
Penulis : Simon Patiran