Pj. Gubernur Ali Baham Letakan Batu Pembangunan Masjid Nurul Islam Werpigan Fakfak dan Dukungan Anggaran

FAKFAK – Landasan filosofis kehadiran pemerintah tentunya mendukung kegiatan pembangunan, terkhususnya rumah ibadah. Penjabat Gubernur Papua Barat, Drs. Ali Baham Temongmere,MTP meletakan batu pembangunan Masjid Nur Islam Kerajaan Sangaria Petuanan Ati-Ati, Distrik Wartutin, Kampung Werpigan, Rabu (7/2/2024) siang.

Setiba di lokasi, rombongan disambut tarian adat dan kemudian menuju rumah raja untuk mengikuti prosesi adat dan minum kopi bersama.

Sebagai anak kandung adat, dirinya mengajak umat mensyukuri nikmat Tuhan dan menegaskan bahwa simbol kepemimpinan dapat tercermin dengan realisasi dukungan pembangunan sarana ibadah, adat dan masyarakat. Dengan semangat Satu Tungku Tiga Batu menjadi fondasi mempererat kerukunan antar pemeluk Agama Islam, Katolik dan Protestan di Kabupaten Fakfak dengan sejarah indah peninggalan leluhur.

“Hari ini kita hadir semua bersaudara dan bersatu untuk bangun masjid. Ini adalah sejarah penting, seluruh Petuanan para raja berlandaskan kepada adat, agama dan pemerintah. Mari bangkit tanpa melihat perbedaan, kita semua adalah satu tanah Papua,” Ujarnya.

Dalam mendukung proses pembangunan, Pemerintah Papua Barat juga mengucurkan anggaran awal sebesar 600 juta rupiah.

Diingatkan pula kepada para tetua dan pemula agama Islam, menjadi catatan penting untuk segera musyarawah untuk menetapkan kapan hari peringatan masuknya Agama Islam di Tanah Papua.

“PR besar kapan penetapan Islam masuk di tanah Papua, saya himbau untuk lakukan, data sejarah juga banyak ditulis oleh saudara-saudara kita, baik Katolik maupun Protestan. Hari ini mengawali pembangunan kami Pemprov Papua Barat bantu 600 juta, kedepan sama halnya kita akan beri perhatian sesuai kemampuan keuangan daerah,” Tambahnya.

Wakil Bupati Kabupaten Fakfak, Yohana Dina Hindom mengungkapkan selain infrastruktur jalan dan jembatan, sebagai umat yang mengemban kepercayaan pemerintahan wajib mendahulukan pembangunan rumah Ibadah. Hal itu menjadi nilai penting mencetak moral dan akhlak generasi kedepan yang lebih baik.

“Saya berpikir sebagai pemerintah tapi secara pribadi saya anak perempuan Mbaham matta. Apa yang tadi disampaikan sebagai pemerintah resmi dan rencanakan tapi rejeki melalui jabatan kami harus lakukan,” Terangnya.

Raja Nadi Baham Sangaria Ati-Ati, M. Yusuf Syahril Bay menjelaskan peristiwa Ega 1872 menyumbang banyak perkembangan kerajaan Ati-Ati dan menjadi tempat sembahyang bagi 21 orang. Catatan sejarah dimulai dari Kopralweira (Pulau-pulau di depan Siboru) – Pulau Ega daerah Irewigin – Atatunin dan saat ini berpindah ke Werpigan. Ia berpesan keberadaan tidak merujuk siapa yang membangun, tetapi kesepakatan mempersatukan dalam perbedaan marga keluarga. Selain itu pembangunan masjid melibatkan beragam agama dan marga di daerah tersebut.

“Sebagai raja Ati-Ati terimakasih, berinsiatif mendorong pembangunan masjid. saya juga sampaikan terimakasih kepada jajaran panitia pembangunan bahwa sukses, kemudian anak-anak kandung Petuanan kerajaan sanggaria Ati-Ati Bapak Ali Baham Temongmere,” Tambahnya.

Ketua Panitia Pembangunan, Drs. Usman Alapis Kastella Bay melaporkan mulai dari Pulau Ega sampai Werpigan total proses renovasi telah berlangsung sebanyak empat kali. Selain itu atas kesepakatan bersama diputuskan untuk pembangunan Masjid Baru dengan rencana anggaran biaya sebesar kurang lebih 7 miliar rupiah.

Disamping itu alasan lain pembangunan dikarenakan makin bertambah banyak umat sehingga gedung tidak memadai.

Adapun konsep Masjid dengan luasan 20×20 meter persegi akan dibangun dua lantai. Saat ini dana awal sumbangan dan tanggungan masyarakat sebesar 350 juta.

“Kalau melihat tentang rencana anggaran dan perencanaan pembangunan makan biaya 7 miliar dan pembangunan baru. Untuk realisasi kami mohon bantuan dari Bapak Ibu. modal dasar telah terkumpul uang dari keluarga dan masyarakat total 350 juta,” Tandasnya.

Usai acara, Penjabat Gubernur Ali Baham dan Pj. Ketua Tim Penggerak PKK, Ny. Siti Mardiana Temongmere bersama masyarakat menari Sawat dengan penuh kegembiraan.

Penulis : Givenly Frans

Leave a Comment