Perdana Sejak Berdiri BUMD PT. Padoma Setor PAD Ke Pemprov Papua Barat, 2024 Target Lebih
MANOKWARI – Jumat (29/12/2023), PT. Papua Doberai Mandiri (Padoma) sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Papua Barat untuk pertama kalinya sejak berdiri tahun 2007 lalu, resmi memberikan pemasukan berupa Pendapatan Asli Daerah. Penyerahan deviden ini ditandai penandatanganan berita acara oleh Plt. Direktur Utama PT. Padoma, Allan Hursepuny yang diberikan kepercayaan sejak periode Juni 2023 lalu.
Dijelaskan Allan Hursepuny yang keseharian juga dalam jabatan struktural sebagai Kabag BUMD dan BLUD, sejak menerima mandat masa kepemimpinan Pj. Gubernur Waterpauw langsung tancap gas melakukan restrukturisasi serta memastikan kesehatan perusahaan yang telah berdiri kurang lebih 16 tahun tersebut. Diakui, sejak berdirinya perusahaan daerah PT. Padoma sama sekali tidak pernah memberikan kontribusi pendapatan kepada daerah.
Dijabarkan Koor Bisnis PT. Padoma diantara jasa penerbangan dan melebarkan sayap menangani modular Pertashop yang berpusat di Gresik, Jawa Timur. PT. Padoma juga merupakan satu-satunya perusahaan daerah milik provinsi Papua Barat.
“Sore ini kita publis kemarin tanggal 28 kami sudah berikan pemasukan ke daerah sebanyak 100 juta rupiah. Ini tentu bukan merupakan nilai yang besar tetapi sebagai perusahaan daerah memiliki komitmen untuk berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Papua Barat. Sejak 2007 sampai 2023 kurang lebih 16 tahun perusahaan ini belum pernah berikan kontribusi kepada daerah,” Ujarnya didampingi para jajaran direksi perusahaan.
Dirinya juga menegaskan setelah penerima mandat sebagai Plt. Direktur terus menjalankan tugas dan fokus tujuan dari pendirian BUMD merujuk PP nomor 54 tahun 2017.
1. memberikan manfaat bagi perekonomian daerah.
2. Menyelenggarakan pemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa yang bermutu dan disesuaikan dengan pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai dengan kondisi karakteristik daerah.
3. Memperoleh Labah dan keuntungan.
Diejelaskan Hursepuny sejak menjabat kondisi kesehatan keuangan perusahaan dalam kategori minus. Pasalnya setara Khas sebesar 1,1 miliar belum juga mengcover pembayaran gaji karyawan sehingga berbagai terobosan dan kebijakan ditata dengan cepat dan tepat demi kelanjutan perusahaan. Disisi lain melihat kondisi tersebut, menyangkut pemberian gaji juga ditolak oleh dirinya.
Pihaknya optimis pada tahun mendatang dengan sejumlah perencanaan program kerja di berbagai bidang usaha, diantaranya minyak dan Gas, pengolahan limbah B3 dan lainnya akan memberikan pendapatan daerah yang lebih besar.
“Ini mudah-mudahan menjadi contoh ketika menjalani Perusahaan daerah hendaknya tidak berorientasi pada uang tetapi lebih memiliki gebrakan demi kemajuan serta kesejahteraan bersama. Kami juga mohon dukungan penyertaan modal dari Pemerintah,” Harapnya.
“Tahun depan itu digodok Pengolahan limbah B3, untuk potensi Minyak dan Gas kalau jalan bisa tembus pendapatan hingga 1 triliunan rupiah,” Tandasnya.
Penulis : Givenly Frans