BPS Papua Barat Rilis Indikator Penting Periode September 2022 dan LF SP2020

Manokwari- Badan Pusat Statistik ( BPS ) provinsi Papua Barat, merilis data terkait long form sensus penduduk tahun 2020 ( LF SP2020 ), Profil Kemiskinan dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Papua Barat per september 2022, berlangsung di aula kantor BPS Papua Barat, senin ( 30/01/2023 ). Kepala bagian umum, Badan Pusat Statistik provinsi Papua Barat, Johannis Lekatompessy, dalam pers rilisnya mengatakan, ( LF SP2020 ) sebesar 2,66, yang berarti seorang perempuan melahirkan sekitar 2 sampai 3 anak selama masa reproduksinya. Fertilitas provinsi Papua Barat menurun dalam satu dekade terakhir, dimana sensus penduduk 2010 ( SP2010 ) mencatat total fertiliti rate ( TFR ) Papua Barat sebesar 3,18.

Angka kematian bayi ( AKB ) atau yang disebut Infant Mortality Rate ( IMR ), adalah kematian yang terjadi pada penduduk berumur 0-11 bulan. AKB meningkat signifikan dari 28 per 1000 kelahiran hidup pada SP2010 menjadi 37, 06 per 1000 kelahiran hidup pada LF SP2020.

“Migrasi seumur hidup antar kabupaten/kota. Presentasi penduduk menurut status migrasi seumur hidup di Papua Barat sebesar 25, 65 persen, angak ini menunjukan sekitar 25 dari 100 penduduk Papua Barat bertempat tinggal di provinsi lain. Hasil LF SP2020 menunjukan tingkat pendidikan penduduk berumur 15 tahun ke atas didominasi oleh pendidikan ( SMA/SMK/sederajat ). Sedangkan presentase ketahanan bangunan yang ditempati penduduk Papua Barat, baik di wilayah perkotaan maupun perkotan maupun perdesaan, masing-masing sebesar 97, 66 persen dan 96,63 persen,”. Jelas Kabag umum BPS Papua Barat, Johannis Lekatompessy.

Selanjutnya Di jelas Johannis, Terkait presentase Penduduk miskin di Papua Barat, pada september 2022 mencapai 222,36 ribu orang. Dibandingkan maret 2022, jumlah penduduk miskin naik 3,58 ribu orang. Sementara jika dibandingkan dengan september 2021, jumlah penduduk miskin naik 1,07 ribu orang.

Peningkatan garis kemiskinan pada september 2022 sebesar 708. 156,- per kapita per bulan. Dibandingkan maret 2022, garis kemiskinan naik sebesar 6,39 persen. Sementara jika dibandingkan september 2021, terjadi kenaikan sebesar 8,53 persen.

“Dengan memperhatikan komponen garis kemiskinan, yang terdiri dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan bukan makanan, peranan komiditi makanan masih jauh lebib besar dibanding peranan komiditi bukan makanan. Besarnya perann GKM terhadap GK pada september 2022 75,83 persen. Sementara sumbangan GKBM terhadap GK adalah sebesar 25,17 persen,”. pungkas Johannis Lekatompessy.

Kata kabag umum, johannis, Indeks kedalaman kemiskinan pada september 2022 sebesar 5,25, naik dibandingkan maret 2022 sebesar 4,82. Demikian juga dengan indeks keparahan krmiskinan pada periode yang sama, naik dari 1,60 menjadi 1,82.

“Naiknya tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Papua Barat pada september 2022, diukur oleh Gini Ratio ( GR ) adalah sebesar 0,384. Angka ini meningkat 0,014 poin, jika dibandingkan dengan GR maret 2022 sebesar 0,370 dan naik 0,01 poin dibandingkan GR sepetember 2021 sebesar 0,374,”. Ujar kabag umum BPS Papua Barat, Johannis Lekatompessy.

Penulis : Simon Patiran

Leave a Comment